CURUG MUNCAR PETUNG KRIYONO



Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan Kabupaten Pekalongan berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900 – 1600 m dpl. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman kemolekan dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata. Dari ibukota Kabupaten Pekalongan berjarak 30 km dan dapat di capai dengan kendaraan umum. Sebagai kawasan ekowisata, Petungkriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk melakukan pemenuhan hasrat berwisata alam secara bertanggung jawab. Di kawasan ini anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond.

Curug Muncar adalah suatu tempat wisata alam air terjun yang terletak disebuah desa Curug Muncar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Ditempat ini pengunjung akan disuguhkan pemandangan alam berupa air terjun yang memiliki keindahan alam yang tak kalah dengan air terjun dibelahan bumi lainya, dengan jarak tempuh sekitar 30 km ke- arah selatan dari alun – alun kajen kabupaten pekalongan dengan waktu tempuh sekitar 2 jam.

Selain itu, dalam perjalanan menuju lokasi wisata tersebut, pengunjung akan di manjakan dengan udara yang sejuk serta pemandangan yang masih asri dengan sajian pemandangan barisan pepohonan di areal hutan lindung ini.

Selain dengan air terjun yang begitu mempesona, keberadaan Curug yang terletak di ketinggian 1250 m diatas permukaan laut ini di lengkapi camping ground yang dilengkapi dengan MCK, Pendopo, Pos Jaga dan tempat bermain. Dengan sumber air yang bernama sumber air rogo jembarang, memiliki 3 tingkatan yakni telogo lumbu, kalibanteng dan telogo lawe dengan ketinggian air terjun 100m.

Marsono Kepala Desa Curug muncar saat mendampingi peserta Press Gathering Kabupaten pekalongan, Sabtu (27/4) mengungkapkan sedikit sejarah keberadaan Curugmuncar ini.

“Curug ini tercipta sekitar ratusan tahun yang lalu, karena dulu ditempat tersebut terdapat banyak sumber mata air yang terpencar dibanyak tempat disekitar lereng pegunungan tersebut. Sampai akhirnya sumber mata air tersebut menyembur banyak dan terbentuk sebuah air terjun” katanya.

Marsono juga mengatakan bahwa keberadaan desa yang kini penduduknya sekitar 300 KK ini’ merupakan tempat persinggahan para pendatang dari berbagai daerah lain di Indonesia dan akhirnya menetap di sini. “Bahkan nenek moyang saya juga berasal dari luar pekalongan”, lanjutnya saat menerima para tamu peserta press gathering di balai desa curugmuncar.

Menurutnya pada hari libur nasional atau hari-hari besar seperti tahun baru atau lebaran, lokasi curug muncar akan banyak dikunjungi wisatawan dari daerah lain, seperti Pemalang, Batang, Semarang dan kota-kota lainnya.

“Biasanya pada hari libur dan hari besar lainnya curug muncar akan di kunjungi banyak tamu”, tuturnya.